Rabu, 27 April 2016

Bersenang-senang di The Magic House

Gateway Arch of St. Louis

               Mendapat kesempatan tinggal sementara di Amerika merupakan rezeki buat keluarga kami. Apalagi dengan waktu libur yang begitu banyak. Kedua anak saya seolah menemukan kebiasaan baru. Hampir setiap pergantian musim, selalu ada hari libur. Kondisi itu membuat kami mau tidak mau sering berimprovisasi untuk mengisinya. Salah satunya adalah mendatangi tempat-tempat baru di kota-kota yang masih bisa kami jangkau. Akhirnya, hobi jalan-jalan yang memang sudah ada, tak bisa kami abaikan saat liburan tiba.
               Setelah akrab dengan suasana sekolah baru dan lingkungan sekitar, anak-anak saya mulai sering berinteraksi dengan teman-temannya. Beberapa informasi baru pun mereka dapatkan. Sesekali tentang tempat-tempat wisata yang pernah dikunjungi teman-temannya di sana. Informasi itu mereka bawa pulang dan jadi topik obrolan saat berkumpul di apartemen kami yang mungil.
               Suatu saat, mereka mencetuskan nama sebuah tempat, “The Magic House”. Ternyata tempat itu adalah sebuah museum anak-anak yang berada di St. Louis, Missouri. Jika dibandingkan dengan jarak destinasi kota-kota yang pernah kami singgahi di sana, St.Louis justru tidak terlalu jauh dari Urbana (menurut suami saya). Itulah yang membuat kami akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke The Mgaic House. 

Tiba di depan The Magic House
               Perjalanan dari Urbana seperti menuju St. Louis seperti perjalanan kami sebelum-sebelumnya. Nyaman, tenang, dan membuat kepala tidak suntuk oleh kemacetan.  Kami pun tiba di The Magic House yang dibuka sebagai museum khusus untuk anak-anak. Lokasinya ada di Kirkwood, sebelah Barat pusat kota St. Louis. Museum ini dibangun untuk mendorong anak-anak bereksperimen, melatih kreativitas dalam keterampilan memecahkan masalah, melihat keajaiban dari sisi sains, dan bersenang-senang dalam permainan magic.


               Sejak didirikan pada tahun 1979, The Magic House telah mengalami serangkaian penambahan dan renovasi, hingga akhirnya menjadi 5.100 m2. The Magic House telah mendapat pengakuan sebagai salah satu museum peringkat pertama untuk anak-anak oleh Zagat Survey US Family. Museum ini mampu menarik perhatian lebih dari 550.000 pengunjung per tahun. 

Di depan foto-foto keluarga George Lane Edwards
               Selain menyuguhkan ragam atraksi budaya di kota itu, The Magic House juga menyajikan tempat khusus tentang sejarah St. Louis. Dari luar museum ini memang terlihat seperti rumah bergaya asli Victorian. Rumah milik George Lane Edwards Family ini dibangun pada tahun 1901. Edwards sendiri adalah managing partner di perusahaan broker keluarganya, AG Edwards & Sons. Beliau juga menjadi presiden pertama Bursa Efek St. Louis, sekaligus direktur Louisiana Purchase Exposition. Sementara, The Magic House didirikan oleh dua wanita St. Louis, Jody Newman dan Barbie Freund.

Tiba-tiba rambut Mira berdiri semua
               Mira dan Khalid begitu semangat mengitari The Magic House. Beberapa permainan baru yang unik mereka coba. Termasuk alat yang bisa membuat rambut berdiri dan mengembang. Namanya adalah Electro-Static Generator. Salah satu pameran yang paling dikenal di The Magic House itu. Generator Van de Graaff  itu membuat Mira merasakan sensasi listrik statis. 

"Wow! Lihat rambutku!"

               Saat tangan Mira menyentuh generator, tiba-tiba rambutnya berdiri semua. Si Bapak pun sigap mengambil foto.
               Look! Rambut Kakak stand all!” teriak Khalid yang bikin saya dan Bapaknya ngakak kala itu.
                             
Mencetak bentuk wajah
               Selain bermain dengan generator yang bisa membuat rambut berdiri, kali ini Khalid yang bereksperimen. Ada dinding yang bisa membentuk wajah kita di sana. Dengan menempelkan wajah di sisi sebaliknya, maka bentuknya pun bisa terlihat di sisi sebelahnya. Khalid menempelkan wajahnya di sana, lalu Mira tertawa melihat bentuk hidung dan tulang pipi Khalid yang menonjol di sisi sebelahnya. Saya lupa apa nama alat itu. 

Bentuk muka Khalid 




               Selain itu, masih banyak lagi area bermain yang disajikan di The Magic House. Ada The Children Village, sebuah area bermain yang cukup luas untuk mendorong anak-anak menggunakan imajinasi mereka bekerjasama dalam sebuah kelompok minitatur. The Children Village ini menyajikan pasar, perbankan, klinik hewan, dan perpustakaan dalam bentuk mini.

salah satu yang ada di Bubble Arounds

             Mira dan Khalid juga mencoba masuk ke Bubble Room dan mengukur berat tubuh mereka. Setelah itu mereka mencoba merekatkan magnet-magnet sehingga bersusun dan tergantung rapi. Nama permainan itu adalah Magnetic Structure. Mira juga mencoba pertunjukan yang bisa menampilkan siluet badan dengan warna-warna yang berkilauan. 



              Belum merasa puas, mereka juga mengajak saya dan bapaknya masuk ke ruang sempit yang harus melangkah di atas tali. Ruang yang remang-remang itu membuat kami harus meraba-raba agar kaki tidak terpeleset saat menapak di atas tali yang dibentang untuk mencapai ruang yang lebih terang.




               Puas bermain di dalam museum, kami juga ingin melihat di halaman luar bangunan itu. Di sana ada patung anak-anak yang dirancang bergandengan tangan sedemikian rupa, seolah menggambarkan perdamaian dan kebersamaan.

               Hingga hari ini, kenangan tentang The Magic House dan segala atraksi yang bisa dimainkan di sana, menjadi catatan indah di hati kami. Saya berusaha mengingat semua itu lewat foto-foto yang masih tersimpan rapi. Semoga catatan kenangan ini bisa jadi rujukan buat kamu yang ingin jalan-jalan ke St. Louis suatu hari nanti.  


               Satu lagi, saat kami berkunjung ke sana sekitar tahun 2008, areanya tidak seluas sekarang ini. Baidewei ... kalau ingin melihat prosedur masuknya silakan klik di sini. Menurut informasi yang saya baca, saat ini semakin banyak area permainan yang ditambahkan. Silakan di-search.   [Wylvera W.]

4 komentar:

  1. Sebagai pencinta museum saya merasa senang melihat anak2 antusias dan terlihat bahagia. Apalagi museum sains. Sayangnya, untuk uji listrik statis pernah saya coba di museum di Indonesia, tapi tidak menampakkan hasil, jadi kecewa sekali rasanya.


    Tapi, lihat rambut kaka benar2 berdiri begitu..malah membuat saya semakin mupeng mau coba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mbak. Selama di sana, kami suka mengajak anak-anak mengunjungi museum. Seru soale.
      Btw, itu alatnya lagi rusak mungkin ya makanya gak berhasil. Butuh perawatan yang baik sih memang untuk alat-alat semacam itu.

      Hapus
  2. Wah seru banget ya mbak jalan jalan bersama keluarga, saya jadi pengen nih bisa kumpullagi dengan keluarga dan jalan jalan liburan bersama, seperti muantappp rasanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, jalan bareng keluarga itu asyik banget. :)

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...